Havana88- Wali Kota Bogor Bima Arya sependapat dengan Kantor Cabang Pendidikan (KCD) Wilayah II Jawa Barat untuk menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada dua sekolah.
Menurut Bima, penundaan PTM itu dibatasi hingga Senin, 11 Oktober 2021, guna mencegah terjadinya aksi balas dendam antara dua kelompok pelajar yang bertikai, yakni dari SMAN 6 dan 7 Kota Bogor.
“Kami ingin memutus mata rantai dan mencegah kejadian lebih lanjut,” kata Bima Arya, Minggu (10/10/2021).
Diketahui, Rizki Mulia Putra (18) tewas setelah ditikam di Jalan Palupuh Raya, Tegal Gundil, Kabupaten Bogor Utara pada Rabu malam, 6 Oktober 2021.
Pelaku diketahui adalah Rizki Agung (18) dan ML (17). Baik tersangka maupun korban masih berstatus pelajar SMA Negeri di Kota Bogor.
Langkah antisipasinya, Pemkot Bogor bersama pemangku kepentingan terkait akan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah tawuran pelajar di Kota Bogor. Baik siang maupun malam.
“Tidak ada penambahan tim Satgas, tidak ada tambahan (personil). Hanya kewaspadaan saja yang ditambah,” kata Bima.
PTM ditunda
Seksi Pengawas KCD Regional II Jabar Irman Khaeruman mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas di SMAN 7 dan 6 sekolah ditunda.
“Kami merekomendasikan PTMT di SMA 7 dan SMA 6 ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan,” kata Irman.
Menurutnya, sanksi yang diberikan relatif ringan. Pertimbangannya, peristiwa penusukan itu terjadi saat sekolah belum mulai menggelar pertemuan tatap muka secara terbatas.
“Jadi sekolah-sekolah belum menerapkan PTMT, hanya beberapa sekolah yang melakukan simulasi. Karena efektifitasnya (PTM) akan serentak dilaksanakan pada 11 Oktober mendatang. Termasuk sekolah-sekolah tersebut,” kata Irman.
Irman menegaskan tak segan-segan menghentikan penerapan PTM bagi sekolah yang siswanya terbukti terlibat tawuran antarsiswa.
“Mengenai hal ini sebenarnya kami sampaikan saat rapat persiapan PTM dengan seluruh kepala sekolah,” ujarnya.
KCD juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mendapatkan informasi yang objektif setiap kali ada kasus kekerasan yang melibatkan siswa SMA atau SMK di Bogor.
“Karena ada beberapa kasus tawuran remaja yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan sekolah, meskipun mereka pelajar. Misalnya bergabung dengan geng motor dan itu terjadi pada malam hari. Jadi hasil penyidikan polisi ini sangat perlu kita pertimbangkan. memberikan sanksi,” jelasnya.
Irman meminta para pendidik dan orang tua siswa untuk benar-benar mengawasi anaknya agar tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
“Kalau ada siswa yang tawuran kemudian kita berikan sanksi sekolah, kasihan siswa lain yang memang menginginkan PTM,” ujarnya.
Sebagai informasi, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Jawa Barat telah mengusulkan 115 sekolah yang terdiri dari SMA, SMK, dan SLB untuk menerapkan PTM terbatas. Sedangkan untuk tingkat SMP diikuti 44 sekolah.
Dari jumlah tersebut, beberapa sekolah telah melakukan simulasi PTM yang dimulai pada 4 Oktober lalu. Sementara itu, penerapan PTM terbatas akan efektif dimulai pada 11 Oktober, setelah penilaian tengah semester (PTS) selesai.